Selasa, 15 Mei 2012

POSISI PEMAIN MENENTUKAN FORMASI YANG DIGUNAKAN DALAM SUATU TIM



Pemilihan pemain dalam penentuan formasi yang akan ditentukan, pada dasarnya tergantung dari skill / kemampuan pemain yang bersangkutan dalam beradaptasi  / menyesuaikan diri dengan posisi yang ditentukan oleh pelatih kepala.

Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:

"Seorang pemain yang memiliki kemampuan di sektor gelandang bertahan secara tiba-tiba di tempatkan di sektor wing - back dengan pertimbangan bahwa orang tersebut dapat melakukan penetrasi menghadang pergerakan musuh di sektor pertahanan sayap sama baiknya dengan penetrasi yang dilakukannya di sektor gelandang bertahan (posisinya semula), berarti orang tersebut memiliki kemampuan ganda, pertama sebagai Defensif Midfielder (Gelandang Bertahan) kedua sebagai Wing Back (Sayap Bertahan), imbasnya adalah pelatih tidak menemui kesulitan ketika ingin melakukan perubahan formasi misal: 4-2-1-3 menjadi 4-4-2 karena posisi wing back pada formasi 4-4-2 dapat diisi oleh seorang yang menempati posisi gelandang pada formasi 4-2-1-3; Pun begitu sebaliknya jika 4-4-2 berubah menjadi 4-2-1-3".

Hal sebaliknya akan terjadi apabila seseorang yang hanya memiliki kemampuan striker tengah murni (Central Forward) pada formasi 4-5-1 misalnya, secara tiba-tiba ditempatkan sebagai seorang yang menempati posisi Striker Sayap (Side Striker) dengan formasi 4-3-3 murni (Penyerang tiga orang di tengah, sayap kiri dan sayap kanan), secara kualitas individu maupun kemampuan akan penguasaan bola memang mungkin tidak terlalu berpengaruh, akan tetapi ketika Play On di lapangan, ia pasti akan menemui kesulitan untuk menempatkan diri dan melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan, karena daerah yang "dijelajahinya" adalah bukan daerah "kekuasaannya" dan permainan sayap / sisi lapangan jelas berbeda dengan permainan manakala bola bergulir di tengah lapangan, karena dibutuhkan kecepatan dan visi khusus untuk dapat menerobos pertahanan lawan di sisi kiri-kanan lapangan, dengan resiko bola keluar lapangan yang berujung pada terjadinya lemparan ke dalam (Throw - In). Inilah yang penulis maksud pada paragraf sebelumnya bahwa skill / kemampuan seorang pemain berbeda-beda untuk dapat beradaptasi / menyesuaikan diri dengan penempatan pada posisi / sektor lain sesuai dengan kemauan pelatih.

Dalam blog ini, penulis tidak mengupas harga / nilai seorang pemain yang memiliki skill / kemampuan ganda atau lebih diatas rata-rata ketimbang pemain lainnya yang dimana hal tersebut berpengaruh terhadap nilai transfer dan penyesuaian gaji pemain tersebut apabila ada tim / klub yang menginginkan kontribusinya; Penulis hanya mengupas dan sangat mentitik beratkan pada kontribusi pemain tersebut (yang memiliki double skill or more) dalam rangka penerapan formasi di lapangan, karena terkadang seorang pemain dapat berjasa besar dalam membawa kemenangan bagi timnya karena formasi yang tepat oleh pelatih yang didukung oleh kemampuan pemain yang bersangkutan untuk mengimplemetasikan hal tersebut di lapangan hijau, tapi tidak dapat dipungkiri ada beberapa pemain yang kesulitan untuk menerapkan formasi baru dan berbeda ketimbang formasi standar tim-nya karena hal tersebut berujung pada konsekuensi ikut terotasinya posisi asli mereka menuju posisi lain yang menurut mereka adalah hal baru dan aneh, inilah salah satu faktor suatu tim dapat bermain kurang kompak dan kurang maksimal karena para pemain cenderung bingung dan kikuk pada posisi baru mereka.

Tentu sudah menjadi kewajiban bagi pelatih untuk berpikir menentukan formasi apakah yang tepat sesuai dengan kemampuan dan konsistensi para pemain mereka di lapangan, tapi kita tidak dapat menutup mata bahwa pada prakteknya yang ada di lapangan, sangat sulit untuk mempertahankan satu formasi untuk terus - menerus digunakan sebagai formasi yang baku dan menjadi icon timnya saat meladeni lawan-lawannya, ini disebabkan karena lawanpun pasti memiliki formasi alternatif yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika formasi standar mereka tidak berjalan sesuai dengan rencana, inilah yang harus dihadapi dengan penggunaan dan perubahan formasi yang sesuai dengan waktu dan kondisi yang tepat saat pertandingan masih berlangsung, oleh sebab itu pemilihan perubahan formasi pasti akan selalu ada dalam setiap pertandingan bola profesional bahkan amatir sekalipun karena semuanya hanya demi satu kata, "KEMENANGAN".

Berikut ini dapat penulis paparkan beberapa posisi yang ada di belakang, tengah dan depan lapangan yang rata-rata dimiliki oleh seorang pemain bola profesional, mungkin tidak sepenuhnya tepat 100 %, akan tetapi yang penulis akan jabarkan ini adalah perubahan posisi rata-rata yang memiliki tingkat perbedaan sangat kecil, misal: Posisi kiper hampir tidak mungkin berubah menjadi penugasan pada posisi striker, pun begitu sebaliknya. Inilah yang penulis maksud dengan "perbedaan yang sangat kecil", berarti perubahan atau rotasi yang terjadi tidak terlalu drastis dan masih dalam taraf yang wajar jika dilihat dari kontribusi pemain sesuai dengan posisi terdekat dari posisi aslinya.

Posisi yang berpotensi sering mengalami rotasi, antara lain sebagai berikut:

1. Gelandang Bertahan berubah atau di-plot menjadi bek tengah ataupun dapat pula di-plot menjadi Gelandang sayap (Winger) bahkan dapat di - plot menjadi seorang Wing Back (sektor pertahanan sayap).

2. Gelandang Sayap dapat di-plot menjadi gelandang tengah, dapat pula di rotasi menjadi Wing Back bahkan dapat pula menjadi Side Striker (Penyerang Sayap) sesuai dengan kebutuhan tim, jika tim cenderung defensif (bertahan) maka posisi Wing Back menjadi lebih ideal, sebaliknya jika tim cenderung offensif (menyerang) maka posisi Side Sriker adalah posisi realistis untuk diterapkan ke dalam permainan.

3. Posisi Bek Tengah dapat di plot menjadi bek sayap (Side Back), dapat di plot menjadi gelandang bertahan (maju dari posisi semula) dan dapat pula dirotasi menjadi posisi Wing Back (Pertahanan Sayap) jika pemain yang bersangkutan memiliki kemamupuan lebih untuk bermain di sektor sayap. Umumnya posisi seorang bek tengah relatif tidak mengalami perubahan untuk menghindari kebingungan dan rasa kikuk ketika permainan sedang berlangsung, ditambah dengan resiko yang berpotensi besar untuk terkenanya tim dalam kekalahan karena pertahanan yang rentan akibat diiisi oleh pemain lain yang belum tentu pula terbiasa dengan posisi Bek Tengah, tapi dapat saja rotasi akan hal tersebut dilakukan, terlebih jika ada pemain bertahan maupun gelandang bertahan yang cedera dan posisinya harus diganti sesegera mungkin, tentunya hal ini tergantung dari kejelian pelatih untuk melakukan penempatan atas pemain tersebut.

4. Posisi Gelandang Serang (Offensive Mildfielder) dapat menjadi Gelandang Sayap (Winger), dapat juga di-plot menjadi gelandang bertahan jika memiliki kelebihan dalam bertahan, dan bahkan dapat diposisikan sebagai Striker Sayap (Side Striker) jika dalam situasi tertentu, misalnya perubahan taktik dari 4-4-2 menjadi 4-3-3 yang mengharuskan kehadiran seorang striker sayap sebagai pelengkap tridente di barisan penyerang, sedangkan di bangku cadangan (bench) tidak ada pemain yang memiliki kemampuan sebagai seorang Side Striker maka gelandang serang yang memiliki kemampuan lebih untuk itu dapat diplot untuk mengisi posisi Side Striker, Pun begitu jika dalam formasi 4-5-1 (striker tunggal), tiba-tiba striker utama mengalami cedera dan tidak dapat bertanding ataupun melanjutkan pertandingan jika pertandingan sedang berlangsung maka fungsi ganda seorang gelandang serang yang berfungsi sebagai striker tengah (Central Forward) sangat dibutuhkan.

5. Posisi Striker Tengah Murni (Central Forward) dapat berganti menjadi stiker sayap (Side Striker), dapat ditarik mundur sebagai seorang Gelandang Serang (jika pemain tersebut memiliki kemampuan lebih untuk mundur dan menjemput bola hingga ke tengah lapangan), bahkan dapat diposisikan sebagai Winger jika yang bersangkutan memiliki pengalaman menjelajah lapangan di sisi sayap lapangan (baik itu sayap kiri maupun sayap kanan). Semuanya itu tergantung dari situasi, kondisi dan kebutuhan yang ada dilapangan.

Itulah posisi standar yang rata-rata dapat dijadikan sebagai objek rotasi oleh pelatih dalam rangka mendapatkan formasi yang tepat dan jitu untuk membawa timnya kepada jalur kemenangan, pun begitu ada pula posisi yang mengalami rotasi karena situasi darurat, misal: Di kartumerahkannya seorang kiper membuat posisi penjaga gawag menjadi kosong sehingga memaksa pelatih untukmerotasi bek tengah menggantikan posisi kiper tersebut. Akan tetapi hal tersebut jarang terjadi dan tidak penulis jadikan sebagai pergantian posisi yang baku / standard terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola.

Demikian yang dapat penulis sajikan mengenai posisi pemain dalam sebuah formasi, semoga bermanfaat, terima kasih.


SALAM PENULIS



HUBERTUS WILLIAM RAHADI                       

1 komentar:

  1. How to use PayPal to deposit in casinos - Drm CDC
    If you are looking to deposit with your PayPal account and see 안성 출장샵 a list of casinos offering it, be sure to 영주 출장샵 use 안양 출장샵 your site 서산 출장마사지 or your credit card to make 춘천 출장샵

    BalasHapus